KUNINGAN (MASS) – Kondisi infrastruktur jalan di wilayah Kabupaten Kuningan rusak parah pasca kepemimpinan Bupati Kuningan Acep Purnama berakhir. Hingga saat ini masih banyak atau hampir rata-rata jalan kabupaten dan poros desa tak kunjung mendapatkan perbaikan dari Pemkab Kuningan.
Hal ini tentu sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Seperti pada saat akan mengantar orang yang sakit dan melakukan pengiriman hasil bumi ke pasar menjadi lambat. Terutama bagi para petani dalam mengangkut hasil panennya. Selain berdampak kepada roda perekonomian, akses jalan rusak juga membahayakan keselamatan masyarakat.
Kondisi jalan yang rusak parah di Kabupaten Kuningan tersebut sudah sejak lama tidak diperbaiki. Sehingga dikhawatirkan akan mengakibatkan kecelakaan bagi pengguna kendaraan, khususnya roda dua, terlebih di musim penghujan seperti saat ini dimana jalan yang berlubang tidak kelihatan.
Akses jalan penghubung antar desa rusak parah dan berlubang. Kondisi ruas jalan yang rusak tentu sangat mengganggu bagi para pengguna kendaraan, baik kendaraan roda empat maupun roda dua.
Jika musim hujan turun, khususnya yang belum tersentuh sama sekali dengan pengaspalan, melewati jalan yang licin dipastikan membahayakan pengendara kendaraan karena bisa terjatuh ke lumpur jalanan atau mengakibatkan kecelakaan fatal.
Padahal para Kepala Desa se Kabupaten Kuningan sudah lama mengajukan perbaikan jalan. Kondisi tersebut menjadi beban bagi para Kepala Desa, karena selalu ditanya oleh warganya.
Bertahun-tahun selama Acep Purnama menjabat sebagai Bupati, bahkan sampai ada kejadian jalan yang belum pernah mendapatkan perbaikan dari Pemerintah Kabupaten Kuningan sama sekali. Padahal akses jalan yang baik menjadi salah satu faktor utama untuk memajukan pembangunan suatu daerah.
Namun realitasnya akses badan jalan masyarakat menuju tempat objek wisata dan kantor desa saja mengalami kerusakan parah. Saat ini panjang jalan rusak di Kabupaten Kuningan seluruhnya mencapai 180 kilometer sedangkan anggaran yang tersedia hanya mampu untuk memperbaiki sebanyak 10 persennya saja. Kalaupun ada upaya perbaikan pada saat yang bersangkutan menjabat hanya dilakukan penambalan jalan sehingga Acep Purnama terkenal sebagai Bupati Tambal.
Ketidakmampuan Acep Purnama untuk memperbaiki dan membangun jalan yang rusak ketika menjadi Bupati, akan membuat para pemilih meninggalkannya apabila ia maju kembali pada Pilkada Kuningan mendatang. Karena sudah terbukti kinerjanya gagal dan lemah tidak bisa membangun daerah. Kabupaten Kuningan akan maju apabila Bupatinya diganti dengan sosok baru yang bisa memimpin dan bekerja mensejahterakan rakyat.
Ironisnya sampai menjelang lebaran Hari Raya Idul Fitri tahun 2024 ini, masih banyak ruas jalan yang rusak parah dan tidak layak dilintasi pengendara atau masyarakat pengguna belum juga tersentuh perbaikan.
Kedepan diperlukan figur baru pemimpin daerah yang mampu “membawa perubahan” menuju Kabupaten Kuningan lebih baik dalam pembangunan segala hal. Jika Acep Purnama mencalonkan lagi, penantang terkuat yang bisa mengalahkan dan sangat layak dipertimbangkan untuk diusung oleh partai-partai politik maju berhadapan secara “Head to Head” melawannya adalah Sekda Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si. Syarat wajibnya tentu semua Elite partai politik lokal harus bersatu, dengan melepaskan dulu ego dan kepentingannya masing-masing demi satu tujuan terciptanya cita-cita masyarakat Kuningan yang adil, makmur dan sejahtera.
Reputasi orang kuat kedua di Kabupaten Kuningan itu dikenal luas mempunyai keunggulan komparatif yaitu kreatif, cerdas, inovatif, energik, religius dan jaringan luas yang bisa dimanfaatkan untuk membangun daerah. Selain itu kinerjanya sudah teruji bagus serta berpengalaman dalam bidang pemerintahan. Apabila terpilih menjadi Bupati Kuningan periode mendatang bisa langsung bekerja.
Sehingga dengan majunya Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si sebagai Calon Bupati dalam Pilkada dapat mewakili aspirasi besar dari masyarakat umum, kaum muda, milenial dan Gen Z yang pada saat ini menginginkan adanya arus demokrasi perubahan terhadap tampuk kepemimpinan kepala daerah di Kabupaten Kuningan karena mereka sudah jenuh tidak mau lagi dipimpin oleh orang yang terbukti gagal dan pemberi harapan palsu (Bupati PHP).
Selamat datang para pemudik dan perantau, saatnya seluruh masyarakat Kuningan bersatu dan bersama-sama bergerak menuju perubahan Ganti Bupati.
Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Kuningan, 3 April 2024
Uha Juhana
Ketua LSM Frontal