JANJI
Lontaran kata yang manis
Mengikat hati yang terbawa sporadis
Membawa kebingungan keras
Menghantam rasa semakin sadis
Apakah kamu ingat?
Janji manismu yang terucap
Membuatku kalap teramat
Tentang rasa yang hinggap tapi tak kau anggap
Bodoh. Aku yang terlalu berharap padamu
Akalku buta karna rasaku
Jiwaku pilu karnamu
Karna janjimu itu palsu
Cirebon, 2021
Kumpulan Luka Bernama Cinta
Dibawah nabastala
Yang diselimuti oleh mega
Gundah nestapa, canda dan tawa
Disatukan oleh kata bernama cinta
Dusta! Janji manis itu tak ada!
Cinta pembawa luka
Pemanis yang membuat daksa
Termakan buana
Kobaran anala yang membakar atma
Saat dayita berani mendua
Hancur lebur bagai abu
Dengan luka yang masih membiru
Cirebon, 2021
SEPI SENDIRI
Disenja itu aku berdiri
Menatap langit yang berteriak sepi
Bersama hembusan angina yang menyelimuti
Sedang aku masih termenung seorang diri
Takdir semeseta yang menghampiri
Memberikanku kekuatan yang tak pasti
Kulihat jiwa yang berbahagia
Namun mengapa aku yang terluka?
Kubiarkan lara ini bersemayam di dalam nadi
Menghitung hari yang semakin tak berarti
Kupeluk erat bayanganku dibawah rembulan
Meyakinkan diri bahwa ini adalah tantangan
Cirebon, 2021
Ai Repa, Mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Alumni Pondok Pesantren Alhidayah Tasikmalaya