Connect with us

Hi, what are you looking for?

Netizen Mass

Bergerak Menjadi Kartini Baru!. Yakali gak gass kan ya!?.

KUNINGAN (MASS) – Indonesai, daerah yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Pulau yang mempunyai 2 iklim yang stategis juga berbagai keindahan alamnya. Indonesia dengan sejarah meraih haru  dalam meraih kemerdekaannya, juga dengan potensi di dalamnya. Indonesia terkenl keanekaragam budayanya terkenal oleh negara-negara lain dengan orang-orang yang memiliki etika baik, sangat disayangkan apabila moral penerus bangsa kurang dipupuk dan dibina agar kelak dapat menjadi penerus bangsa yang berbudi luhur, bermartabat serta bertabiat. Salah satu caranya dengan mengenyam dunia pendidikan.

Zaman dulu pendidikan di Indonesia seakan hanya dipandang sebelah mata bagi anak perempuan. Adanya asumsi jika perempuan tidaklah perlu berpendidikan tinggi karena pada akhirnya perempuan hanya akan kembali ke dapur dalam artian menjadi ibu rumah tangga. Maka dari itu banyak keluarga terutama dari kalangan bawah lebih mementingkan pendidikan anak laki-laki dari pada pendidikan anak perempuan.

Membahas tentang Sejarah, Emansipasi perempuan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peran R.A. Kartini yang memperjuangkan kesetaraan antara kaum wanita dan pria. Kartini dengan konsisten memperjuangkan kesetaraan antara kaum perempuan dan laki-laki di lingkungannya. Aturan adat dan konstruksi sosial dalam masyarakat Jawa membuat perempuan berada di bawah laki-laki. Misalnya mengenai pekerjaan yang tidak setara, bagaimana perempuan harus di rumah dan tidak boleh memperoleh pendidikan tinggi, juga kawin paksa yang masih sering terjadi kala itu. Dengan caranya, Kartini ingin menyadarkan bahwa kaum perempuan di Jawa atau Indonesia seharusnya lebih dihargai dan mendapatkan kesetaraan seperti halnya kaum pria.

Dalam suratnya yang ditujukan kepada stella. Kartini mengungkapakan keadaan dirinya dan wanita di jawa atau Indonesia. Isi surat tersebut  “… we girls, so far as education goes, fettered by our ancient traditions and conventions, have profited but little by these advantage. It was a great crime against the customs of our land that we should be taught at all, and especially that we should leave the house every day to go to school. For the custom of our country forbade girls in the strongest manner ever to go to outside of the house…

Di era sekarang banyak perguruan tinggi ataupun pendidikan lainnya yang mengangkat mata pelajaran gender bahkan anak PAUD sekalipun sudah diberi edukasi tentang gender. Namun dalam implementasinya belum sematang itu masih ada orang-orang memegang teguh pendiriannya terkait gender. Diambil contoh kata terlalu, selalu melekat pada perempuan, misalkan jangan terlalu menor, jangan terlalu sibuk, jangan terlalu tinggi, jangan terlalu banyak kerja, jangan terlalu pinter, jangan terlalu berpendidikan tinggi. Dikutip dari penggalan puisi Lucia Priandarini “perempuan memang selalu terlalu untuk yang ketakutan melulu.”  Jika dilihat dari satu sisi, sebenarnya perempuan lebih kuat dari laki-laki, mentalnya lebih kuat dari pada laki-laki sebab dari remaja sampai menopous, setiap bulan perempuan ditempa, namun pandangan masyarakat pada perempuan yang lahir pada masa lalu itu akibat tidak terdidiknya engan baik perempuan dan memberikan prioritas terlalu banyak pada anak laki-laki padahal mestinya diberi kesempatan yang sama antara perempuan dan laki-laki. 

Najwa shihab pernah berkata “Perempuan kerap dipertanyakan, kerap dibandingkan dengan berbagai asepek kehidupan kita. Dibandingkan cara kita mengasuh anak, dibandingkan cara kita mengurus suami, bahkan dibandingkan cara kita berpakaian. Dan menurutku kita harus lihatnya gini, mereka yang mempertanyakan perempuan justru adalah mereka yang kerap kali kebosanan, atau tidak punya cukup kecakapan sehingga harus menjadikan kehidupan orang lain sebagai hiburan”. Dan mirisnya terkadang yang menjatuhkan perempuan sendiri itu dari kaum perempuan tersebut.

Selain itu Dalam Peraturan menteri negara pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Nomer : 5 Tahun 2014 pasal 3 Tentang pedoman penyelenggaraan sistem data gender dan anak. telah disebutkan bahwa “Pedoman Penyelenggaraan Sistem Data Gender dan Anak dimaksudkan sebagai acuan bagi kementerian/lembaga dan daerah dalam menyediakan dan memanfaatkan data terpilah untuk perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan/program/kegiatan pembangunan yang responsif gender dan peduli anak”.

Namun sayangnya ada beberapa oknum yang melanggar fungsi dari gender sendiri seperti kasus pembulian siswa kaya terhadap siswa miskin, anak laki-laki merasa paling kuat sehingga menindas kaum yang lemah, adanya baru-baru kemarin kasus pelecehan terhadap salah satu anggota KPI, dan baru-baru ini kasus seorang ayah yang tega memperkosa anaknya di daerah luwu timur sulawesi selatan yang sayangnya penyelidikan diberhentikan.

Walaupun demikian wujud dari kesetaraan gender setelah banyaknya rintangan dan tantangan dimana dulu, anak laki-laki memiliki banyak kesempatan dari pada anak perempuan, kaum yang kuat menindas kaum yang lemah. Pada dewasa ini telah banyak kaum perempuan yang bebas menempuh jenjang pendidikan, bahkan sudah banyak perempuan yang berpendidikan tinggi, juga sebagian perempuan menjabat menjadi pemimpin. Bahkan ada di beberapa sekolah khususnya daerah kuningan, yang menjabat sebagai kepala sekolah  itu perempuan. Jadi jangan berkecil hati dengan keadaan jika kamu belum bisa menikmati jerih payah yang dibangun oleh Kartini maka jadilah Kartini untuk masa kini.***

Advertisement. Scroll to continue reading.

Penulis: Aah Siti R.A (Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon)

Referensi :

https://www.goodreads.com/review/show/3801014992

https://today.line.me/id/v2/article/NqxVVk

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Lantaran habis masa bakti, kepemimpinan PD Salimah (Persaudaraan Muslimah) mengalami pergantian. Posisi ketua yang sebelumnya dijabat Faridha SPdI, kini diserahkan kepada...

Netizen Mass

Malam ini begitu menerawangBagikan gelap tak kunjung terangManakala hati sedang gundah gulanaMenuntun suatu isyarat untuk memenuhiYang dilalui untuk mengetahui Mulailah untuk menjadi akhirAkhirilah untuk...

Inspiration

KUNINGAN (MASS) – Cukup membanggakan. Warga Kuningan, Ninin Setianingsih yang menjabat Ketua PD Salimah Kab. Kuningan menjadi salah satu dari 45 penulis Buku Kisah...

Education

KUNINGAN (MASS) – Puluhan sekolah calon penerima penghargaan tingkat daerah (Raksa Buana), tingkat provinsi (Raksa Persada) dan tingkat nasional, dikumpulkan Sabtu (12/6/2021). Mereka diberikan...

Advertisement